PRAKTIKUM 1
MEDAN MAGNETIK PADA SOLENOIDA
1.
TUJUAN
Untuk mengamati
efek dari medan magnet pada sebuah solenoid
2. JENIS PRAKTIKUM
1.1 Medan
magnetik dari sebuah solenoid
1.2 Gaya
tarik magnetik pada sebuah solenoid
1.3 Efek
arus solenoid terhadap gaya tarik
3.
ALAT
DAN BAHAN
Modul
61-400
Induction test rig
Kumparan
Kompas
Solenoid test rig
Mistar
4. DASAR
TEORI
Kelistrikan dan
kemagnetan telah lama dikenal. Namun para ilmuwan belum mengetahui bahwa ada
hubungan antara keduanya. Hubungan keduamya baru diketahui ketika Hans
Christian Oersted menunjukkan bahwa kompas yang berada di bawa kawat konduktor
berarus akan menyimpang. Besarnya induksi magnet pada kawat konduktor lurus
berarus yang panjang tak berhingga dituliskan secara matematis B = µi/ 2πa.
Dimana B adalah induksi magnet (T), i
adalah arus (A) dan a adalah jarak dari kawat konduktor (m).

Gambar 1.1. Garis gaya magnet
mengelilingi sebuah konduktor
Apabila
kawat konduktor dibentuk menjadi banyak lilitan akan terbentuklah sebuah
solenoida. Solenoida yang dialiri arus listrik akan memiliki garis-garis gaya
magnet yang serupa dengan sebuah magnet batang.

Gambar 1.2. Garis gaya magnet di
sekitar solenoida
Sebuah
kumparan solenoida dapat disisipi dengan sebuah inti. Inti dengan permeabilitas
yang tinggi dapat meningkatkan induksi magnet, misalnya sebuah inti dengan
perneabilitas relatif μ = 1000, dapat
meningkatkan induksi magnet pada solenoida hingga 1000 kali besar.
Solenoida
yang dialiri arus listrik akan menyerupai sebuah magnet batang. Prinsip inilah
yang digunakan pada sebuah relay dan konstaktor magnetis dimana sebuah logam
akan ditarik ketika arus mengalir pada sebuah solenoida. Aksi ini dimanfaatkan
untuk menyambung dan memutuskan sebuah saklar.
Pada saat mempelajari elektromagnet (magnet listrik),
kita menggunakan kumparan. Kumparan merupakan gulungan kawat penghantar yang
terdiri atas beberapa lilitan. Kumparan seperti itu juga disebut solenoida.
Jika kita memasukkan inti besi lunak dalam kumparan berarus listrik, kemudian
pada salah satu ujungnya kita sentuhkan beberapa paku kecil, paku-paku tersebut
dapat menempel pada ujung inti besi. Menempelnya paku pada ujung inti besi akan
makin kuat jika kuat arus yang mengalir melalui kumparan diperbesar. Hal itu
menunjukkan bahwa inti besi bersifat magnet. Meskipun tidak disisipi inti besi.
Kumparan sebenarnya juga sudah bersifat magnet jika dialiri arus listrik.
Namun, sifat kemagnetannya lemah. Jadi. adanya inti besi dalam kumparan
memperkuat sifat magnet elektromagnet. Selain dipengaruhi kuat arus listrik.
kemagnetan elektromagnet juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan kumparan. Makin
banyak lilitan, makin kuat kemagnetannya.
Michael
Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis
(dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik.
Berdasarkan percobaan, ditunjukkan bahwa
gerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang.
Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer
menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer tidak
menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum
galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer tersebut
menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus listrik. Peristiwa
timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi elektromagnetik.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan
seperti berikut. Jika kutub utara magnet didekatkan ke kumparan. Jumlah garis
gaya yang masuk kumparan makin banyak. Perubahan jumlah garis gaya itulah yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang sama juga akan
terjadi jika magnet digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah
simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula. Menurut
Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan laju
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin cepat
terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul.
Adapun yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang
menembus suatu bidang.
MEDAN MAGNET OLEH ARUS LISTRIK
Percobaan Oerstedt:

Jika diatas kompas diletakkan kawat berarus listrik yang arahnya dari
selatan ke utara ternyata : kutub U kompas menyimpang ke barat sedangkan kutub
S kompas menyimpang ke timur. Percobaan ini membuktikan bahwa arus listrik
(muatan listrik yang bergerak) dapat menimbulkan medan magnet disekitarnya.
Pertanyaan :
a.
Jika kawat ada di atas kompas, dan arusnya dari utara ke selatan kemanakah kutub U dan kutub S menyimpang ?
Jawab:
b.
Jika kawat ada di bawah kompas, dan arusnya dari selatan ke utara kemanakah kutub U dan kutub S menyimpang ?
Jawab:
c.
Jika kawat ada di bawah kompas, dan arusnya dari utara ke selatan kemanakah kutub U dan kutub S menyimpang ?
Jawab:
Arah garis medan magnet yang dihasilkan dapat ditentuka dengan aturan
genggaman tangan kanan Ampere, yakni :
·
Arah ibu jari = arah arus
listrik I
·
Arah lipatan 4 jari lainnya =
arah medan magnet B

Medan magnet
disekitar kawat lurus panjang berarus
Dengan
menggunakan hokum Biot-Savart dapat diturunkan medan magnet di sekitar kawat
lurus panjang berarus adalah :
µ0 =
4π x 10-1 Wb.A-1.m-1 (permeabilitas magnetic
untuk ruang vakum)
I : kuat
arus listrik (A)
a : jarak
titik ke kawat berarus (m)
B : induksi
magnetik (tesla) atau (Wb.m-2)
Π = 3,14
Menurut
gambar di atas, arah induksi magnet di titik P menuju ke pembaca. Sedangkan
arah induksi magnet di titik Q menjauhi pembaca.
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang dapat menimbulkan gejala gaya.
baik gaya tari maupun gaya tolak terhadap jenis logam tertentu), besi, baja,
seng dll.. Istilah Magnet berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa
lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Kekuatan sebuah magnet terpusat pada kedua
kutubnya yaitu kutub Utara dan kutub Selatan.
Magnet
selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan
(south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut
akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda
bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua
logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan
oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh
magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada International
System of Units (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah
weber. 1 weber/m2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi.
Medan Magnet Di Sekitar Arus Listrik
Selama
abad ke- 18, para peneliti sudah mengenal magnet dan listrik. Namun, keduanya
dianggap berbeda. Hingga pada tahun 1820, secara tidak sengaja Hans Christian
Oersted menemukan bahwa di sekitar kawat berarus terdapat medan magnet. Medan
magnet di sekitar penghantar berarus listrik disebut Induksi Magnetik. Pada
awalnya dia heran ketika melihat jarum kompas selalu menyimpang jika didekatkan
ke kawat berarus listrik. Peristiwa itulah yang mendorong Oersted untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara arus listrik dan
medan magnet.
Medan Magnet dalam Kumparan
Pada
saat mempelajari elektromagnet (magnet listrik), kita menggunakan kumparan.
Kumparan merupakan gulungan kawat penghantar yang terdiri atas beberapa
lilitan. Kumparan seperti itu juga disebut solenoida. Medan magnet yang
ditimbulkan oleh kumparan berarus jauh lebih besar daripada yang ditimbulkan
oleh sebuah kawat penghantar. Sebabnya ialah medan magnet yang ditimbulkan oleh
sebuah lilitan pada kumparan diperkuat oleh lilitan yang lain.
Jika
kita memasukkan inti besi lunak dalam kumparan berarus listrik, kemudian pada
salah satu ujungnya kita sentuhkan beberapa paku kecil, paku-paku tersebut
dapat menempel pada ujung inti besi. Menempelnya paku pada ujung inti besi akan
makin kuat jika kuat arus yang mengalir melalui kumparan diperbesar. Hal itu
menunjukkan bahwa inti besi bersifat magnet. Meskipun tidak disisipi inti besi.
Kumparan sebenarnya juga sudah bersifat magnet jika dialiri arus listrik.
Namun, sifat kemagnetannya lemah. Jadi. adanya inti besi dalam kumparan
memperkuat sifat magnet elektromagnet. Selain dipengaruhi kuat arus listrik.
kemagnetan elektromagnet juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan kumparan. Makin
banyak lilitan, makin kuat kemagnetannya.
Induktansi
merupakan parameter terakhir dari tiga parameter yang dikenal dalam teori
rangkaian yang kita definisikan dalam bentuk umum. Resistansi didefinisikan
sebagai hasil bagi beda potensial antara dua permukaan sepotensial dan bahan
konduktor dengan arus total yang menembus kedua permukaan tersebut. Resistansi
merupakan fungsi dari geometri konduktor dan konduktifitasnya. Kapasistansi
didefinisikan sebagai hasil bagi muatan total pada salah satu dari dua konduktor sepotensial dengan beda potensial antara dua
permukaanya. Kapasitansi merupakan fungsi geometri dari permukaan konduktor dan
permitivitas medium dielektrik yang ada di antaranya atau yang melingkunginya.
Sebagai
pembukaan dalam pendefinisian induktansi, mula – mula kita memerlukan
pengenalan konsep pertautan fluks. Tinjaulah sebuah toroida yang mempunyai N
lilitan dan dialiri arus I sehingga
menimbulkan fluks total
. Mula – mula
akan kita anggap bahwa fluksnya melingkari atau bertautan dengan masing –
masing lilitan, dan kita lihat masing – masing lilitan dari N lilitan tersebut bertautan dengan
fluks total
. Pertautan fluks N
didefinsikan
sebagai perkalian jumlah lilitan N dengan fluks
yang bertautan
dengan masing – masing lilitan. Untuk kumparan yang terdiri dari satu lilitan,
pertautan fluksnya sama dengan fluks total.
Sekarang kita definisikan induktansi ( induktansi diri) sebagai
hasil bagi pertautan fluks total dengan arus yang bertautan.
L
=
Arus total I yang mengalir dalam kumparan N lilitan menimbulkan fluks total
dan pertautal
fluks N
.
(WILLIAM.H.HAYT,JR: Elektromagnetika,
edisi ketujuh; Penerbit Erlangga, 2010)
Medan
Magnet pada Solenoida
Sebuah kawat
dibentuk seperti spiral yang selanjutnya disebut kumparan , apabila
dialiri arus listrik maka akan berfungsi seperti magnet batang. Kumparan ini
disebut dengan Solenida. Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O)
Solenoida dapat dihitung

Bo =
medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )
μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )
μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )
Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan
kanan. Arah arus menentukan arah medan magnet pada Solenoida.

Besarnya
medan magnet di ujung Solenida (titik P) dapat dihitung:

BP =
Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla ( T )
N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )
N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )
Hukum Biot-Savart
Hukum medan magnet
atau induksi magnet di sekitar arus listrik secara teoritis telah dikemukakan
oleh Laplace.
Menurut teori ini,
besar induksi magnet yang disebabkan oleh elemen arus adalah:
a. Berbanding lurus dengan arus listrik.
b. Berbanding lurus dengan panjang kawat.
c. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
titik yang diamati ke kawat.
d. Arah induksi magnetnya tegak lurus
terhadap bidang yang melalui elemen arus.
Kemudian, pada tahun
1820 Biot mengemukakan perhitungan lebih lanjut tentang induksi magnet oleh
elemen arus. Elemen arus di sini dapat berupa penghantar lurus, penghantar
melingkar,solenoida dan toroida.
Solenoid adalah
salah satu jenis kumparan terbuat
dari kabel panjang yang dililitkan secara rapat
dan dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh
lebih besar daripada diameternya. Dalam kasus solenoid
ideal, panjang kumparan adalah tak hingga dan
dibangun dengan kabel yang saling berhimpit dalam lilitannya, dan medan magnet di
dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap sumbu solenoid.
Kuat medan magnet untuk
solenoid ideal adalah:
di mana:
§
adalah
kuat medan magnet,
§
dan
adalah
jumlah lilitan
Jika terdapat batang besi dan ditempatkan sebagian panjangnya di
dalam solenoid, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat arus
dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, membuka pintu, atau
mengoperasikan relai.
5.
PROSEDUR
PERCOBAAN
Percobaan 1.1 Medan Magnetik Pada Solenoid
1.
Pasang
induksi test rig pada 61-400 dengan sebuah wounded bobbin (coil) terpasang
sebagai pendukung.
2.
Buat
rangkaian seperti yang ditunjikkan pada
gambar 1-1-3 (rangkaian pengetesan) dan gambar 1-1-4 (diagram
pemasangan).

Gambar
1-1-3 : praktikum 1.1 rangkaian pengetesan

Gambar 1-1-4 : Praktikum 1.1 diagram pemasangan
3.
Pastikan
bahwa resistor 100 ohm pada 61-400 di set ke posisi tengah
4.
Set CB ke posisi 1
5.
Tekan dan lepas tombol
power pada panel depan. Indicator hijau pada lampu harus bercahaya
6.
Set switch spdt ke
posisi bawah (on). Panel
sekarang telah siap untuk memulai praktikum 1.1 seperti gambar 1-1-5

Pertanyaan 1 Apa
yang anda ketahui tentang Medan Magnetik ? Coba sebutkan dan jelaskan menurut
pendapat saudara.
Pertanyaan 2 Apa
manfaat dari Elektromagnet ? Sebutkn 5 contoh aplikasinya dan jelaskan prinsip
kerjanya.
Medan
lilitan tanpa inti
7.
Gunakan
kompas dan amati medan di sekitar lilitan.
8.
Pada
gambar 1-1-10 (a) di seksi table hasil, sket/gambar arah jarum kompas keika
kompas digerakkan mengelilingi lilitan.
9.
Pada
gambar 1-1-10 (b) di seksi table hasil, sket/gambar arah medan. Tipe/tipikal
hasil diberikan pada gambar 1-1-13. Medan lilitan diberikan inti
10. Masukkan inti besi ke tengah lilitan mendukung pada
induksi test rig
11. Amati medan sekeliling lilitan menggunmakan kompas
catat bahwa kutub elektromagnet berada pada ujung batang besi
Aksi
solenoid
12. Set switch spdt ke posisi atas (mati)
13. Posisikan inti besi sehingga menempati semua bagian
dari coil pendukung tapi tidak menonjil ke bagian tangan kanan. Gerakkan inti
besi ke bagian kanan dari koil pendukung seperti yang ditunjukkan pada gambar 1-1-6

Gambar 1-1-6 : pengaturan gerakan solenoid
14. Set variable resistor ke “max” dan pegang koil pada
posisi atas, set switch spdt ke posisi bawah (on), amati bahwa inti besi bergerak ke kanan.
15.
Set switch spdt ke
posisi atas (off) dan tekan dan lepas tombol power. Indicator hijau dipadamkan.
Pertanyaan 3 Darimanakah
asal garis gaya magnet ? Gambarkan arah garis gaya oleh sebatang besi yang
dialiri arus listrik dan jelaskan asal dan pengertian dari arah garis gaya
tersebut.
Pertanyaan 4 Apa
yang anda ketahui tentang Induksi Elektromagnetik dan mengapa timbul induksi ?
Coba jelaskan dan beri contohnya.
Percobaan 1.2 Gaya Tarik Magnet Pada Sebuah Solenoid
1.
Lepaskan
rakitai lilitan induksi dan pasang solenoid test rig pada 61-400
2.
Buat
rangkaian seperti pada gambar 3-4-7 (rangkaian pengetesan) dan gambar 3-4-8
(diagram pemasangan)

Gambar
1-1-7: praktikum 1.2. rangkaian
pengetesan

Gambar 1-1-8: praktikum 1.2 diagram pemasangan
3.
Pastikan
bahwa resistor 100 ohm pada 61-400 diset ke posisi minimum.
4.
Set switch spdf ke
posisi off (a1)
Menunjuk ke
gambar 1-1--9 untuk penempatan setelan alat dan titik pengukur arus pada
solenoid test rig.

Gambar 1-1-9: Praktikum 1.2 - pengaturan peralatan
Kalkulasi
Gaya
5.
Untuk
memperoleh sebuah nilai untuk gaya bahwa solenoid beropersi lagi/melawan, ini
perlu untuk mengukur luas/jarak per dari panjang ketegangan/kerenggangan nya..
gunakan satuan nilai per (grams/mm), gaya terjadi ketika per
dipanjangkan/dimelarkan dapat dihitung. Harga untuk nilai per adalah 4.38 g/mm.
6.
Sesuaikan
“load thumbscrew” jadi beban per tidak dimelarkan dan begitu tidak ada beban
pada poros lengan.
7.
Ukuran
jarak tegangan/renggangan per dalam mm dengan aturan yg tersedia. Itu
seharusnya 20 mm. catat nilai ini.
Perhitungan
Panjang Stroke
8. Untuk menentukan keseluruhan panjang stroke selenoid,
teken inti solenoid ke bawah strokenya dan ukur sisa panjang yang keluar jauh
dari titik .batas data. ini seharusnya 8mm untuk jarak terdekat. Dari data yang
dihasilkan, ukuran stroke dirinci sepanjang 4mm. oleh karna itu, jika kita
mengukur dari titik data/dantum 8 +14
mm, itu adalah 22 mm untuk (x), inti yang diperpanjang akan berada pada panjang
maksimum strokenya.
9. Setel ukuran stroke dg mengatur skrup ke posisi palng
kencang.
10. Untuk menghitung ukuran stroke, ukur panjang inti
yang tampak dan kurangi panjang/jarak tedekat untuk 8 mm
Panjang/ukuran stroke (SL) = X - CL
11. Setel
circuit breaker ke posisi nyala (1)
Tata
Cara Pemasangan
12.
Tekan dan lepas tombol
power pada panel depan. Lampu indikator hijau pada tombol harus menyala.
13.
Tekan kebawah tiang
beban (load beam) untuk memperluas/memperpanjang inti. Set stroke length tumbscrew pada alat
percobaan solenoid untuk mendapatkan panjang inti yang nampak “x” pada 22 mm.
14.
Set tombol sspdt ke
posisi on ‘a2’, solenoid mungkin atau tidak mungkin/boleh di energize berhak
mendapat toleransi.
15.
Set tombol spdt hidup
dan mati beberapa waktu ketika menyetel stroke length tumbscrew, sampai inti
benar-benar tertarik ke dalam.
6.
DATA HASIL
PERCOBAAN
a. Percobaan
1.1 ( Medan Magnetik Pada Solenoid )
b.
Percobaan 1.2 (Gaya Tarik Magnet
Pada Sebuah Solenoid)
|
Solenoida Current (mA)
|
(
X - CL ) = SL (mm)
|
Spring length when extended
(
b )
(
mm )
|
Force
(b-20
) x 4,38
20
= closed SL
|
||
|
X
(mm)
|
CL
(mm)
|
SL
(mm)
|
|||
|
480
|
21
|
8
|
13
|
21
|
4,38
|
|
500
|
19
|
8
|
11
|
22
|
8,76
|
|
490
|
17
|
8
|
9
|
23
|
13,14
|
|
490
|
15
|
8
|
7
|
24
|
17,52
|
|
470
|
14
|
8
|
6
|
21
|
4,38
|
7. PENGOLAHAN
DATA
1. Untuk Arus Solenoid 480 mA, X = 21 mm, CL = 8 mm, b = 21
SL = (X – CL) = 21 – 8 = 13 mm
Force = (b – 20) x 4,38 = (24 – 20) x 4,38 = 17,52
2. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = (25 – 20 ) x 4,38 = 21,9
3. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = (27 – 20
) x 4,38 = 30,66
4. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = (29 – 20
) x 4,38 =39,42
5. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = ( 31 – 20 ) x 4,38 = 48,18
8. ANALISA
HASIL PERCOBAAN
Pada
percobaan medan magnetik pada sebuah inti besi ini kami melakukan 2 macam
pengujian yakni pengujian medan magnetik pada solenoid dan pengujian gaya tarik
magnet pada sebuah solenoid.
Pada
pengujian yang pertama yakni pengujian medan magnetik pada solenoid kami dapat
membuktikan bahwa medan magnetik atau juga biasa disebut fluks – fluks magnetik
akan muncul pada sekitar solenoid yang teraliri arus listrik. Dengan
menggunakan sebuah kompas kami dapat mengetahui bahwa aliran fluks – fluks atau
medan magnetik tersebut akan menuju kutub selatan dari kutub utara. Selain itu
kami juga dapat menentukan kutub – kutub
yang terdapat pada ujung – ujung solenoid dengan menggunakan kompas. Bila jarum
kompas tersebut menunjukkan arah utara
berarti ujung solenoid tersebut merupakan kutub selatan sedangkan bila jarum tersebut menunjukkan arah selatan maka berarti ujung dari solenoid tersebut
merupakan kutub utara, hal ini dikarenakan kutub dari kompas tersebut
berpedoman pada kutub bumi. Dari pengamatan tersebut jelas bahwa percobaan yang
kami lakukan tepat berdasarkan teori aliran fluks magnetik yang mengalir dari
kutub utara menuju kutub selatan solenoid.
Percobaan ini juga memperoleh hasil bahwa bahan udara mempunyai simpangan yang lebih
kecil dari bahan dengan menggunakan besi dan ferrit. Dan dari ahsil pengukran
simpangan yang dilakukan oleh kelompok kami bahawa diperoleh simpangan udara 0
, besi 90
dan ferrit 90
. Akan tetapi bahan besi memiliki
simpangan yang lebih besar dari bahan yang menggunakan ferrit. Jadi, bahan inti
besi memiliki simpangan yang lebih besar dari kedua bahan tersebut.
Pada
pengujian ke dua kami melakukan pengujian gaya tarik magnet pada sebuah
solenoid dengan menggunakan objek pegas. Berdasarkan
hasil data percobaan yang kami peroleh, jika panjang inti besi yang diberikan
semakin kecil atau pendek maka pertambahan panjang pegas akan semakin besar
atau semakin panjang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya tarik pada inti
besi yang semakin kecil. Akan tetapi panjang stroke solenoid akan semakin
pendek karena nilai CL yang digunakan adalah konstan yaitu 8 mm. Panjang stroke
ini sendiri merupakan selisih antara panjang inti besi dengan nilai dari inti
besi setelah ditekan inti solenoid. Nilai stroke ini diperoleh dengan menekan
inti solenoid ke bawah strokenya. Ketika
panjang inti besi semakin kecil maka panjang pegas akan semakin besar.
9. KESIMPULAN
1. Semakin
panjang inti besi yang digunakan dengan nilai CL yang konstan maka force yang
dihasilkan semakin besar.
2. Ketika
inti besi semakin kecil maka pegas akan bertambah panjang.
3. Aliran
fluks magnetik mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan solenoid
11.
LAMPIRAN
GAMBAR ALAT
a.
Untuk Percobaan 1.1 (Medan Magnetik
Pada Solenoid)

Modul 61 – 400 dengan solenoid Kompas

Voltmeter
b.
Untuk Percobaan 1.2 (Gaya Tarik Magnet
Pada Sebuah Solenoid)


Rangkaian pegas dan solenoid Modul 61-400

Mistar
LAMPIRAN GRAFIK
Grafik Hubungan antara Panjang Stroke (SL) dan Force
DAFTAR
PUSTAKA
Hayt, William H. 2010. Elektromagnetika Edisi Ketujuh. Erlangga: Jakarta
Korps Asisten Laboratorium Fenomena Medan
Elektromagnetik. 2012. Modul Prakti kum
Fenomena Medan Elektromagnetik. Unsri: Inderalaya.
_____.2009.
Gejala Kemagnetan Dan Cara Membuat Magnet
9.2, (Online). (http://
www.crayonpedia.org/mw/Gejala_Kemagnetan_Dan_Cara_Membuat_Magnet_9.2,
diakses 30 Oktober 2012).
_____.2011.
Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik,
(Online). (http://euphorialine.
blogspot.com/2011/10/medan-magnet-di-sekitar-arus-listrik.html,
diakses 30 Oktober 2012)
_____.2011.
Medan Magnet pada Solenoida,
(Online). (http://soerya.surabaya.go.id/
AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Fisika/Medan.Magnet/materi04.html,
diakses 30 Oktober 2012)
The Tinti Gold Stainless Steel Ring | Tinti gold jewelry
BalasHapusThe Tinti gold ring is an Egyptian titanium tv apk gold 2017 ford focus titanium amulet. titanium engine block This ring is crafted in accordance 2017 ford fusion hybrid titanium with the true nature micro titanium trim of ancient Egypt. This gold ring is crafted in accordance with the true Material: Stainless Steel, Silver$2.59 · In stock