Rabu, 09 Januari 2013


PRAKTIKUM 1
MEDAN MAGNETIK PADA SOLENOIDA

1.    TUJUAN
Untuk mengamati efek dari medan magnet pada sebuah solenoid

2.    JENIS PRAKTIKUM
1.1     Medan magnetik dari sebuah solenoid
1.2     Gaya tarik magnetik pada sebuah solenoid
1.3     Efek arus solenoid terhadap gaya tarik

3.    ALAT DAN BAHAN
Modul 61-400
Induction test rig
Kumparan
Kompas
Solenoid  test rig
Mistar

4.    DASAR TEORI

Kelistrikan dan kemagnetan telah lama dikenal. Namun para ilmuwan belum mengetahui bahwa ada hubungan antara keduanya. Hubungan keduamya baru diketahui ketika Hans Christian Oersted menunjukkan bahwa kompas yang berada di bawa kawat konduktor berarus akan menyimpang. Besarnya induksi magnet pada kawat konduktor lurus berarus yang panjang tak berhingga dituliskan secara matematis B = µi/ 2πa. Dimana B adalah induksi magnet (T), i  adalah  arus (A) dan a  adalah jarak dari kawat konduktor (m).
dfdf.jpg





Gambar 1.1. Garis gaya magnet mengelilingi sebuah konduktor

Apabila kawat konduktor dibentuk menjadi banyak lilitan akan terbentuklah sebuah solenoida. Solenoida yang dialiri arus listrik akan memiliki garis-garis gaya magnet yang serupa dengan sebuah magnet batang.
df.jpg







Gambar 1.2. Garis gaya magnet di sekitar solenoida

Sebuah kumparan solenoida dapat disisipi dengan sebuah inti. Inti dengan permeabilitas yang tinggi dapat meningkatkan induksi magnet, misalnya sebuah inti dengan perneabilitas relatif μ = 1000, dapat meningkatkan induksi magnet pada solenoida hingga 1000 kali besar.
Solenoida yang dialiri arus listrik akan menyerupai sebuah magnet batang. Prinsip inilah yang digunakan pada sebuah relay dan konstaktor magnetis dimana sebuah logam akan ditarik ketika arus mengalir pada sebuah solenoida. Aksi ini dimanfaatkan untuk menyambung dan memutuskan sebuah saklar.
Medan Magnet dalam Kumparan
Pada saat mempelajari elektromagnet (magnet listrik), kita menggunakan kumparan. Kumparan merupakan gulungan kawat penghantar yang terdiri atas beberapa lilitan. Kumparan seperti itu juga disebut solenoida. Jika kita memasukkan inti besi lunak dalam kumparan berarus listrik, kemudian pada salah satu ujungnya kita sentuhkan beberapa paku kecil, paku-paku tersebut dapat menempel pada ujung inti besi. Menempelnya paku pada ujung inti besi akan makin kuat jika kuat arus yang mengalir melalui kumparan diperbesar. Hal itu menunjukkan bahwa inti besi bersifat magnet. Meskipun tidak disisipi inti besi. Kumparan sebenarnya juga sudah bersifat magnet jika dialiri arus listrik. Namun, sifat kemagnetannya lemah. Jadi. adanya inti besi dalam kumparan memperkuat sifat magnet elektromagnet. Selain dipengaruhi kuat arus listrik. kemagnetan elektromagnet juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan kumparan. Makin banyak lilitan, makin kuat kemagnetannya.
Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik.
Berdasarkan percobaan, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer tidak menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus listrik. Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi elektromagnetik.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan seperti berikut. Jika kutub utara magnet didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang masuk kumparan makin banyak. Perubahan jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula. Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul. Adapun yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.

MEDAN MAGNET OLEH ARUS LISTRIK
Percobaan Oerstedt:
Jika diatas kompas diletakkan kawat berarus listrik yang arahnya dari selatan ke utara ternyata : kutub U kompas menyimpang ke barat sedangkan kutub S kompas menyimpang ke timur. Percobaan ini membuktikan bahwa arus listrik (muatan listrik yang bergerak) dapat menimbulkan medan magnet disekitarnya.
Pertanyaan :
a.       Jika kawat ada di atas kompas, dan arusnya dari utara ke selatan kemanakah kutub U dan kutub S menyimpang ?
Jawab:

b.      Jika kawat ada di bawah kompas, dan arusnya dari selatan ke utara kemanakah kutub U dan kutub S menyimpang ?
Jawab:

c.       Jika kawat ada di bawah kompas, dan arusnya dari utara ke selatan kemanakah kutub U dan kutub S menyimpang ?
Jawab:
Arah garis medan magnet yang dihasilkan dapat ditentuka dengan aturan genggaman tangan kanan Ampere, yakni :
·         Arah ibu jari = arah arus listrik I
·         Arah lipatan 4 jari lainnya = arah medan magnet B
Medan magnet disekitar kawat lurus panjang berarus
Dengan menggunakan hokum Biot-Savart dapat diturunkan medan magnet di sekitar kawat lurus panjang berarus adalah :
µ0 = 4π x 10-1 Wb.A-1.m-1 (permeabilitas magnetic untuk ruang vakum)
I : kuat arus listrik (A)
a : jarak titik ke kawat berarus (m)
B : induksi magnetik (tesla) atau (Wb.m-2)
Π = 3,14

Menurut gambar di atas, arah induksi magnet di titik P menuju ke pembaca. Sedangkan arah induksi magnet di titik Q menjauhi pembaca.
            Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang dapat menimbulkan gejala gaya. baik gaya tari maupun gaya tolak terhadap jenis logam tertentu), besi, baja, seng dll.. Istilah Magnet  berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Kekuatan sebuah magnet terpusat pada kedua kutubnya yaitu kutub Utara dan kutub Selatan.
            Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada International System of Units (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter persegi.

Medan Magnet Di Sekitar Arus Listrik
            Selama abad ke- 18, para peneliti sudah mengenal magnet dan listrik. Namun, keduanya dianggap berbeda. Hingga pada tahun 1820, secara tidak sengaja Hans Christian Oersted menemukan bahwa di sekitar kawat berarus terdapat medan magnet. Medan magnet di sekitar penghantar berarus listrik disebut Induksi Magnetik. Pada awalnya dia heran ketika melihat jarum kompas selalu menyimpang jika didekatkan ke kawat berarus listrik. Peristiwa itulah yang mendorong Oersted untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara arus listrik dan medan magnet.
Medan Magnet dalam Kumparan
            Pada saat mempelajari elektromagnet (magnet listrik), kita menggunakan kumparan. Kumparan merupakan gulungan kawat penghantar yang terdiri atas beberapa lilitan. Kumparan seperti itu juga disebut solenoida. Medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan berarus jauh lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh sebuah kawat penghantar. Sebabnya ialah medan magnet yang ditimbulkan oleh sebuah lilitan pada kumparan diperkuat oleh lilitan yang lain.
            Jika kita memasukkan inti besi lunak dalam kumparan berarus listrik, kemudian pada salah satu ujungnya kita sentuhkan beberapa paku kecil, paku-paku tersebut dapat menempel pada ujung inti besi. Menempelnya paku pada ujung inti besi akan makin kuat jika kuat arus yang mengalir melalui kumparan diperbesar. Hal itu menunjukkan bahwa inti besi bersifat magnet. Meskipun tidak disisipi inti besi. Kumparan sebenarnya juga sudah bersifat magnet jika dialiri arus listrik. Namun, sifat kemagnetannya lemah. Jadi. adanya inti besi dalam kumparan memperkuat sifat magnet elektromagnet. Selain dipengaruhi kuat arus listrik. kemagnetan elektromagnet juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan kumparan. Makin banyak lilitan, makin kuat kemagnetannya.

Induktansi merupakan parameter terakhir dari tiga parameter yang dikenal dalam teori rangkaian yang kita definisikan dalam bentuk umum. Resistansi didefinisikan sebagai hasil bagi beda potensial antara dua permukaan sepotensial dan bahan konduktor dengan arus total yang menembus kedua permukaan tersebut. Resistansi merupakan fungsi dari geometri konduktor dan konduktifitasnya. Kapasistansi didefinisikan sebagai hasil bagi muatan total pada salah satu dari dua konduktor  sepotensial dengan beda potensial antara dua permukaanya. Kapasitansi merupakan fungsi geometri dari permukaan konduktor dan permitivitas medium dielektrik yang ada di antaranya atau yang melingkunginya.
Sebagai pembukaan dalam pendefinisian induktansi, mula – mula kita memerlukan pengenalan konsep pertautan fluks. Tinjaulah sebuah toroida yang mempunyai N  lilitan dan dialiri arus I sehingga menimbulkan fluks total   . Mula – mula akan kita anggap bahwa fluksnya melingkari atau bertautan dengan masing – masing lilitan, dan kita lihat masing – masing lilitan dari N lilitan tersebut bertautan dengan fluks total  . Pertautan fluks N didefinsikan sebagai perkalian jumlah lilitan N  dengan fluks  yang bertautan dengan masing – masing lilitan. Untuk kumparan yang terdiri dari satu lilitan, pertautan fluksnya sama dengan fluks total.
Sekarang kita definisikan induktansi ( induktansi diri) sebagai hasil bagi pertautan fluks total dengan arus yang bertautan.
L =
   Arus total I yang mengalir dalam kumparan N lilitan menimbulkan fluks total  dan pertautal fluks N.
(WILLIAM.H.HAYT,JR: Elektromagnetika, edisi ketujuh; Penerbit Erlangga, 2010)

Medan Magnet pada Solenoida
Sebuah kawat dibentuk seperti spiral yang selanjutnya disebut kumparan , apabila dialiri arus listrik maka akan berfungsi seperti magnet batang. Kumparan ini disebut dengan Solenida. Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung
sym_15
Bo = medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T ) 
μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M 
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A ) 
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )
Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Arah arus menentukan arah medan magnet pada Solenoida.
 h_17
Besarnya medan magnet  di ujung Solenida  (titik P)  dapat dihitung:
sym_16
BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla ( T ) 
N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A ) 
L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )

 Hukum Biot-Savart
Hukum medan magnet atau induksi magnet di sekitar arus listrik secara teoritis telah dikemukakan oleh Laplace.
Menurut teori ini, besar induksi magnet yang disebabkan oleh elemen arus adalah:
a.      Berbanding lurus dengan arus listrik.
b.      Berbanding lurus dengan panjang kawat.
c.       Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak titik yang diamati ke kawat.
d.      Arah induksi magnetnya tegak lurus terhadap bidang yang melalui elemen arus.
Kemudian, pada tahun 1820 Biot mengemukakan perhitungan lebih lanjut tentang induksi magnet oleh elemen arus. Elemen arus di sini dapat berupa penghantar lurus, penghantar melingkar,solenoida dan toroida.

Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang dililitkan secara rapat dan dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar daripada diameternya. Dalam kasus solenoid ideal, panjang kumparan adalah tak hingga dan dibangun dengan kabel yang saling berhimpit dalam lilitannya, dan medan magnet di dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap sumbu solenoid.
Kuat medan magnet untuk solenoid ideal adalah:
B = \mu_0 i n \
di mana:
§  B adalah kuat medan magnet,
§  \mu_0 adalah permeabilitas ruang kosong,
§  i adalah kuat arus yang mengalir,
§  dan n adalah jumlah lilitan
Jika terdapat batang besi dan ditempatkan sebagian panjangnya di dalam solenoid, batang tersebut akan bergerak masuk ke dalam solenoid saat arus dialirkan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan tuas, membuka pintu, atau mengoperasikan relai.












5.    PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1.1 Medan Magnetik Pada Solenoid
1.      Pasang induksi test rig pada 61-400 dengan sebuah wounded bobbin (coil) terpasang sebagai pendukung.
2.      Buat rangkaian seperti yang ditunjikkan pada  gambar 1-1-3 (rangkaian pengetesan) dan gambar 1-1-4 (diagram pemasangan).
Gambar 1-1-3 : praktikum 1.1 rangkaian pengetesan
Gambar 1-1-4 : Praktikum 1.1 diagram pemasangan
3.      Pastikan bahwa resistor 100 ohm pada 61-400 di set ke posisi tengah
4.      Set CB ke posisi 1
5.      Tekan dan lepas tombol power pada panel depan. Indicator hijau pada lampu harus bercahaya
6.      Set switch spdt ke posisi bawah (on). Panel sekarang telah siap untuk memulai praktikum 1.1 seperti gambar 1-1-5
Pertanyaan 1 Apa yang anda ketahui tentang Medan Magnetik ? Coba sebutkan dan jelaskan menurut pendapat saudara.
Pertanyaan 2 Apa manfaat dari Elektromagnet ? Sebutkn 5 contoh aplikasinya dan jelaskan prinsip kerjanya.
Medan lilitan tanpa inti
7.      Gunakan kompas dan amati medan di sekitar lilitan.
8.      Pada gambar 1-1-10 (a) di seksi table hasil, sket/gambar arah jarum kompas keika kompas digerakkan mengelilingi lilitan.
9.      Pada gambar 1-1-10 (b) di seksi table hasil, sket/gambar arah medan. Tipe/tipikal hasil diberikan pada gambar 1-1-13. Medan lilitan diberikan inti
10.  Masukkan inti besi ke tengah lilitan mendukung pada induksi test rig
11.  Amati medan sekeliling lilitan menggunmakan kompas catat bahwa kutub elektromagnet berada pada ujung batang besi

Aksi solenoid
12.  Set switch spdt ke posisi atas  (mati)
13.  Posisikan inti besi sehingga menempati semua bagian dari coil pendukung tapi tidak menonjil ke bagian tangan kanan. Gerakkan inti besi ke bagian kanan dari koil pendukung seperti yang ditunjukkan pada gambar 1-1-6
Gambar 1-1-6 : pengaturan gerakan solenoid
14.  Set variable resistor ke “max” dan pegang koil pada posisi atas, set switch spdt ke posisi bawah (on),  amati bahwa inti besi bergerak ke kanan.
15.  Set switch spdt ke posisi atas (off) dan tekan dan lepas tombol power. Indicator hijau dipadamkan.
Pertanyaan 3 Darimanakah asal garis gaya magnet ? Gambarkan arah garis gaya oleh sebatang besi yang dialiri arus listrik dan jelaskan asal dan pengertian dari arah garis gaya tersebut.
Pertanyaan 4 Apa yang anda ketahui tentang Induksi Elektromagnetik dan mengapa timbul induksi ? Coba jelaskan dan beri contohnya.
Percobaan 1.2 Gaya Tarik Magnet Pada Sebuah Solenoid
1.      Lepaskan rakitai lilitan induksi dan pasang solenoid test rig pada 61-400
2.      Buat rangkaian seperti pada gambar 3-4-7 (rangkaian pengetesan) dan gambar 3-4-8 (diagram pemasangan)
Gambar 1-1-7: praktikum  1.2. rangkaian pengetesan
Gambar 1-1-8: praktikum 1.2 diagram pemasangan
3.      Pastikan bahwa resistor 100 ohm pada 61-400 diset ke posisi minimum.
4.      Set switch spdf ke posisi off (a1)
Menunjuk ke gambar 1-1--9 untuk penempatan setelan alat dan titik pengukur arus pada solenoid test rig.
Gambar 1-1-9: Praktikum 1.2 -  pengaturan peralatan
Kalkulasi Gaya
5.      Untuk memperoleh sebuah nilai untuk gaya bahwa solenoid beropersi lagi/melawan, ini perlu untuk mengukur luas/jarak per dari panjang ketegangan/kerenggangan nya.. gunakan satuan nilai per (grams/mm), gaya terjadi ketika per dipanjangkan/dimelarkan dapat dihitung. Harga untuk nilai per adalah 4.38 g/mm.
6.      Sesuaikan “load thumbscrew” jadi beban per tidak dimelarkan dan begitu tidak ada beban pada poros lengan.
7.      Ukuran jarak tegangan/renggangan per dalam mm dengan aturan yg tersedia. Itu seharusnya 20 mm. catat nilai ini.
Perhitungan Panjang Stroke
8.      Untuk menentukan keseluruhan panjang stroke selenoid, teken inti solenoid ke bawah strokenya dan ukur sisa panjang yang keluar jauh dari titik .batas data. ini seharusnya 8mm untuk jarak terdekat. Dari data yang dihasilkan, ukuran stroke dirinci sepanjang 4mm. oleh karna itu, jika kita mengukur dari titik  data/dantum 8 +14 mm, itu adalah 22 mm untuk (x), inti yang diperpanjang akan berada pada panjang maksimum strokenya.
9.      Setel ukuran stroke dg mengatur skrup ke posisi palng kencang.
10.  Untuk menghitung ukuran stroke, ukur panjang inti yang tampak dan kurangi panjang/jarak tedekat untuk 8 mm
Panjang/ukuran stroke (SL) = X - CL
11.  Setel circuit breaker ke posisi nyala (1)
Tata Cara Pemasangan
12.  Tekan dan lepas tombol power pada panel depan. Lampu indikator hijau pada tombol harus menyala.
13.  Tekan kebawah tiang beban (load beam) untuk memperluas/memperpanjang inti.  Set stroke length tumbscrew pada alat percobaan solenoid untuk mendapatkan panjang inti yang nampak “x” pada 22 mm.
14.  Set tombol sspdt ke posisi on ‘a2’, solenoid mungkin atau tidak mungkin/boleh di energize berhak mendapat toleransi.
15.  Set tombol spdt hidup dan mati beberapa waktu ketika menyetel stroke length tumbscrew, sampai inti benar-benar tertarik ke dalam.







6.        DATA HASIL PERCOBAAN
a.    Percobaan 1.1 ( Medan Magnetik Pada Solenoid )



























b.    Percobaan 1.2 (Gaya Tarik Magnet Pada Sebuah Solenoid)

Solenoida Current (mA)
( X - CL ) = SL (mm)
Spring length when extended
( b )
( mm )
Force
(b-20 ) x 4,38
20 = closed SL
X (mm)
CL
(mm)
SL
(mm)
480
21
8
13
21
4,38
500
19
8
11
22
8,76
490
17
8
9
23
13,14
490
15
8
7
24
17,52
470
14
8
6
21
4,38














7. PENGOLAHAN DATA
1. Untuk Arus Solenoid  480 mA, X = 21 mm, CL = 8 mm, b = 21
SL = (X – CL) = 21 – 8 = 13 mm
Force = (b – 20) x 4,38 = (24 – 20) x 4,38 = 17,52
2. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = (25 – 20 ) x 4,38 = 21,9
3. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = (27 – 20 ) x 4,38 = 30,66
4. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = (29 – 20 ) x 4,38 =39,42
5. Untuk Arus Solenoid 140 mA
Force = ( b – 20 ) x 4,38 = ( 31 – 20 ) x 4,38 = 48,18

















8. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Pada percobaan medan magnetik pada sebuah inti besi ini kami melakukan 2 macam pengujian yakni pengujian medan magnetik pada solenoid dan pengujian gaya tarik magnet pada sebuah solenoid.
Pada pengujian yang pertama yakni pengujian medan magnetik pada solenoid kami dapat membuktikan bahwa medan magnetik atau juga biasa disebut fluks – fluks magnetik akan muncul pada sekitar solenoid yang teraliri arus listrik. Dengan menggunakan sebuah kompas kami dapat mengetahui bahwa aliran fluks – fluks atau medan magnetik tersebut akan menuju kutub selatan dari kutub utara. Selain itu kami juga dapat menentukan  kutub – kutub yang terdapat pada ujung – ujung solenoid dengan menggunakan kompas. Bila jarum kompas tersebut menunjukkan arah  utara berarti ujung solenoid tersebut merupakan kutub selatan sedangkan bila jarum  tersebut menunjukkan arah selatan  maka berarti ujung dari solenoid tersebut merupakan kutub utara, hal ini dikarenakan kutub dari kompas tersebut berpedoman pada kutub bumi. Dari pengamatan tersebut jelas bahwa percobaan yang kami lakukan tepat berdasarkan teori aliran fluks magnetik yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan solenoid. Percobaan ini juga memperoleh hasil bahwa bahan udara mempunyai simpangan yang lebih kecil dari bahan dengan menggunakan besi dan ferrit. Dan dari ahsil pengukran simpangan yang dilakukan oleh kelompok kami bahawa diperoleh simpangan  udara 0, besi 90 dan ferrit 90. Akan tetapi bahan besi memiliki simpangan yang lebih besar dari bahan yang menggunakan ferrit. Jadi, bahan inti besi memiliki simpangan yang lebih besar dari kedua bahan tersebut.
Pada pengujian ke dua kami melakukan pengujian gaya tarik magnet pada sebuah solenoid dengan menggunakan objek pegas. Berdasarkan hasil data percobaan yang kami peroleh, jika panjang inti besi yang diberikan semakin kecil atau pendek maka pertambahan panjang pegas akan semakin besar atau semakin panjang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya tarik pada inti besi yang semakin kecil. Akan tetapi panjang stroke solenoid akan semakin pendek karena nilai CL yang digunakan adalah konstan yaitu 8 mm. Panjang stroke ini sendiri merupakan selisih antara panjang inti besi dengan nilai dari inti besi setelah ditekan inti solenoid. Nilai stroke ini diperoleh dengan menekan inti solenoid ke bawah strokenya. Ketika panjang inti besi semakin kecil maka panjang pegas akan semakin besar.





















9. KESIMPULAN
1.      Semakin panjang inti besi yang digunakan dengan nilai CL yang konstan maka force yang dihasilkan semakin besar.
2.      Ketika inti besi semakin kecil maka pegas akan bertambah panjang.
3.      Aliran fluks magnetik mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan solenoid






















11.    LAMPIRAN

GAMBAR ALAT

a.       Untuk Percobaan 1.1 (Medan Magnetik Pada Solenoid)

IMG01106-20121031-1250.jpg   DSC00548
Modul 61 – 400 dengan solenoid                                      Kompas

IMG01103-20121031-1249.jpg
Voltmeter

b.      Untuk Percobaan 1.2 (Gaya Tarik Magnet Pada Sebuah Solenoid)

IMG01105-20121031-1250.jpgIMG01106-20121031-1250.jpg
      Rangkaian pegas dan solenoid                               Modul 61-400

Mistar




LAMPIRAN GRAFIK
Grafik Hubungan antara Panjang Stroke (SL) dan Force














                











DAFTAR PUSTAKA

Hayt, William H. 2010. Elektromagnetika Edisi Ketujuh. Erlangga: Jakarta
Korps Asisten Laboratorium Fenomena Medan Elektromagnetik. 2012. Modul Prakti kum Fenomena Medan Elektromagnetik. Unsri: Inderalaya.
_____.2009. Gejala Kemagnetan Dan Cara Membuat Magnet 9.2, (Online). (http:// www.crayonpedia.org/mw/Gejala_Kemagnetan_Dan_Cara_Membuat_Magnet_9.2, diakses 30 Oktober 2012).
_____.2011. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik, (Online). (http://euphorialine. blogspot.com/2011/10/medan-magnet-di-sekitar-arus-listrik.html, diakses 30 Oktober 2012)
_____.2011. Medan Magnet pada Solenoida, (Online). (http://soerya.surabaya.go.id/ AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Fisika/Medan.Magnet/materi04.html, diakses 30 Oktober 2012)
_____.2010. Solenoid, (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Solenoid, diakses 30 Ok tober 2012).


1 komentar:

  1. The Tinti Gold Stainless Steel Ring | Tinti gold jewelry
    The Tinti gold ring is an Egyptian titanium tv apk gold 2017 ford focus titanium amulet. titanium engine block This ring is crafted in accordance 2017 ford fusion hybrid titanium with the true nature micro titanium trim of ancient Egypt. This gold ring is crafted in accordance with the true Material: Stainless Steel, Silver$2.59 · ‎In stock

    BalasHapus